Divine Toughts

David-Intimacy, the Power of Leadership (2)

​Part 2 – Entering the Calling, a Life Process in Wilderness.

Inspirasi tulisan lanjutan ini datang saat mengikuti acara rohani di villa gereja pada minggu ke-2 Februari 2017. Perikop kemenangan besar raja Daud atas bangsa Filistin dengan ‘cara yg tidak biasa’ merupakan hasil dari keintiman dengan TUHAN sehingga petunjuk detail didapat dan Daud mengeksekusi strategi tersebut dengan tepat (2Sam 5:17-25). Kemenangan besar itu adalah poin penting untuk mengokohkan Daud yg baru saja dilantik menjadi raja Israel.

Selama lebih dari 10 tahun sejak diurapi, Daud menantikan penggenapan dirinya menjadi raja Israel. Sebagian besar dari masa penantian itu dilewatkan di antara gunung batu dan padang belantara (tergambar eksplisit pd kitab Mazmur). Pada masa ‘kesesakan’ ini banyak orang bergabung dengan dia. Pada awalnya sebagian besar di antara mereka adalah orang-orang yg bermasalah (1Sam 22:1-2). Menghadapi berbagai kesukaran di belantara, jumlah pengikutnya semakin bertambah. Pada saat tertentu besarnya jumlah pengikut berbanding lurus dengan besarnya beban yg dipikul. Daud sempat melakukan kesalahan di Ziklag yg hampir membuatnya terbunuh oleh kemarahan orang-orang yg dipimpinnya. Namun karena respon yg tepat Tuhan memulihkan keadaan mereka semua setelah peristiwa itu (1Sam 29-30).

Sebagai catatan khusus, para pengikut Daud yg setia sejak di gua Adulam sampai ia menjadi raja Yehuda adalah saksi dari segala kelemahan dan keberhasilan Daud. Seiring berjalannya waktu, para pengikutnya berubah dari kumpulan pecundang menjadi para pahlawan yg gagah perkasa (2Sam 23). Mereka cukup gila untuk percaya pada Daud bahwa untuk menghadapi musuh yg sama, bangsa Filistin, dibutuhkan 2 strategi berbeda dan yg terakhir ‘tidak biasa’ (menunggu pohon kertau berbunyi).

Saya tidak tau apakah ia seorang yg pandai berorasi dan menghipnotis penonton seperti aktor Mel Gibson di film BraveHeart. Namun secuplik cerita tentang dirinya yg sempat kehausan dan disertai pengorbanan beberapa dari mereka utk memuaskan rasa dahaga itu menyiratkan makna hubungan mereka yg tidak biasa. Mereka bergiat memenuhi gumaman Daud dengan rela meresikokan nyawa (2Sam 23:13-18). Pesona kepemimpinan Daud telah memikat bukan hanya pecundang, namun beberapa pahlawan dari pihak Saul dan bangsa di luar Israel untuk mengabdi pada Daud. Yg paling tragis adalah Uria dari bangsa Het (musuh Israel). Ia begitu menghormati Daud dan meneladani rajanya itu dengan lebih suka menghabiskan masa cuti di kemah tentara (2Sam 11:9-11).

Tinggal di dalam hadirat Tuhan memampukan Daud melewati berbagai tantangan hidup.

Keintiman dengan Tuhan membuatnya sadar bahwa kemenangan sejati ada di pihak Tuhan dan bahwa IA menyediakan cara-strategi-sumber daya-sahabat dalam menggenapi rencanaNya.

Kehidupan Daud yg menghargai rekan kerja seperti mengasihi nyawanya sendiri menyebabkan hal yg sama dilakukan oleh mereka terhadap Daud.

Lesson Learned:

1. Life process filtering (refine) the good side of ourself for both leader & followers.

2. Life process set some preparation before our character & resource capasity be ready to gain the maximum success.

3. Life process will showing what is the true meaning of loyalty trough sacrifices.

Standard